'/> Ciri Dan Keunikan Pakaian Watak Provinsi Maluku Utara -->

Info Populer 2022

Ciri Dan Keunikan Pakaian Watak Provinsi Maluku Utara

Ciri Dan Keunikan Pakaian Watak Provinsi Maluku Utara
Ciri Dan Keunikan Pakaian Watak Provinsi Maluku Utara
Pakaian Adat Provinsi Maluku Utara

METIF -Pakaian sopan santun suatu daerah contohnya Provinsi Maluku Utara, biasanya di kenakan ketika acara-acara atau ritual sopan santun ibarat upacara perkawinan, serta program penyambutan tamu, dan tiap-tiap suku bangsa yang ada di Provinsi Maluku Utara mempunyai iman yang berbeda-beda sehingga beberapa pakaian sopan santun yang di kenakan oleh masing-masing suku bangsa juga ada sedikit perbedaan, nah diberikut ini sedikit klarifikasi wacana pakaian sopan santun Provinsi Maluku Utara.

Busanan Adat Ternate dan Tidore.
Pakaian sopan santun yang di kenakan oleh Ternate dan Tidore yaitu sedikit menampakkan adanya perbedaan status sosial antara kelompok keturunan darah biru dan kelompok keturunan rakyat biasa, pada pakain Ternate dan Tidore terdapat perbedaan yang mencolok dengan pakain masayarakat biasa, hal ini alasannya yaitu wilayah Ternate dan Tidore yang secara atministrasi masuk ke Provinsi Maluku utara ini merupakan daerah daerah kesultanan Ternate dan kesultanan Tidore, sehingga pakaian yang di gunakan juga mempunyai gaya khas yang berbeda dengan yang lain.

Terdapat beberapa jenis pakain sopan santun yang sering dikenakan ketika upacara-upacara adat, dan salah satunaya berjulukan Materen Lamo,
Ciri-ciri dari Materen Lamo ini yaitu terdiri dari pakain atasan dan bawahan, baju bab atasan berupa baju yang desainnya ibarat dengan jas tertutup, dan dikompliti dengan sembilan buah kancing berukuran besar dan kancing jas tersebut terbuat dari perak, sementara itu kerah jas, bab ujung lengan jas, dan bab saku-saku jas yang bertempat di bab luar mempunyai warna merah yang melambangkan keperkasaan bagi pemakainya.

Sedangkan untuk bab bawahannya yaitu berupa celana panjang berwarna hitam yang dikompliti dngan bis berwarna merah yang di sematkan mulai dari atas sampai ke bab bawah.
Pakain sopan santun yang pernah dikenakan oleh sultan tersebuut juga di kompliti dengan destar sebagi aksesoris epilog kepala.
Sedangkan pakaian yang di pakai oleh istri sultan yaitu Kimun Gia, Kimun Gia ini berupa kebaya panjang yang terbuat dari materi kain satin warna putih serta di kompliti dengan ikat pinggang yang terbuat dari emas dan kain panjang.

Adapun aksesoris yang di gunakan oleh sang permaisuri tersebut yaitu berupa kalung, bros dan peniti dari intan, emas dan berlian, untuk bab rambut menggunakan tusuk konde dengan ukuran besar, sedangkan untuk konde yang berukuran kecil biasanya hanya di kenakan oleh para pembantu permaisuri.

Selain jenis pakaian di atas, terdapat pula pakaian sopan santun yang biasanya dikenakan oleh para pandai balig cukup akal putra maupun putri yang berasal dari golongan ningrat, baju sopan santun tersebut dinamakan Baju Koja , baju ini desaninnya ibarat dengan jubah panjang, sedangkan warnanya yang sering di gunakan adalah  warna merah jambu, kuning muda, dan biru muda, dan warna-warna tersebut melambangkan jiwa muda bagi pemakainya yang memang masih kalangan remaja, untuk pakaian bawahan Baju Koja ini yaitu berupa celana panjang dengan warna dasar hitam atau pun putih serta di kompliti dengan aksesoris epilog kepala yang disebut dengan nama Toala Palulu.

Sedangkan pakaian sopan santun lainnya yang sering digunakan oleh kaum pandai balig cukup akal yaitu kimun gia/kain panjang atau kebaya panjang berwarna kuning, hijau muda serta orange, dengan aksesoris sembilan kancing yang berada di bab tangan di sisi kiri dan kanan.

Adapun perhiasan yang dikenakan oleh kaum pandai balig cukup akal putri ini yaitu mencakup taksuma, (kalung rantai emas yang di buat dalam bentunk dua lingkaran), anting dua susun, terupa (alas Kaki), Pada umumnya pakaian sopan santun yang dikenakan oleh kaum Pria dari kaum darah biru yaitu berupa pakaian atas yang di sebut jubah panjang yang menjuntai sampai ke bab lutut, serta bab bawahannya yaitu berupa celana panjang.

Sedangkan untuk kaum wanitanya yaitu berupa kain kebaya panjang dan kain panjang, dan pakaian tersebut juga dikompliti dengan perhiasan yang sesuai dengan status sosialnya, contohnya status sosial sebagai seorang permaisuri, pembantu permai suri serta penggunaannya juga diadaptasi juga dengan usia pemakainya.

Adapun pakaian sopan santun yang dikenakan oleh rakyat biasa, yaitu beberapa jenis pakaian yang biasa digunakan sehari-hari atau pun ketika upacara adat, pada umumnya jenis pakaian ini terlihat sederhana, pakaian yang sering digunakan oleh kaum perempuan dalam kegiatan sehari-hari yaitu berupa baju susun yang bab lengannya ditarik sampai kebagian siku-siku tangan pakaian ini disebut Kololuncu dan pakaian tersebut pada umumnya berwarna putih polos.

Sedangkan pakaian kerja yang digunakan oleh kaum laki-laki terdiri atas Kebaya Popoh, baju tersebut mempunyai ciri-ciri berwarna hitam serta lengan panjang, panjangnya bab baju mencapai pinggul, sedangkan bab bawah berupa Celana Popoh berwarna hitam dengan panjang sampai betis.

Sama halnya dengan pakaian kerja yang digunakan oleh kaum wanita, bahwa pakaian kerja tersebut juga di gunakan ketika berada di rumah.

Pakaian sopan santun yang di kenakan kaum laki-laki dan perempuan ketika upacara sopan santun berupa kemeja panjang dan celana panjang, sedang kaum perempuan menggunakan kain songet dan baju susun berwarna kuning muda.

Sedangkan tetua sopan santun yang memimpin sebuah program sopan santun tersebut biasanya menggunakan jubah panjang (takoa) dan celana yang terbuat dari kain tenun dengan warna dasar jingga serta kuning (dino), serta dikompliti dengan aksesoris epilog kepala berwarna kuning muda, epilog kepala tersebut disebut dengan nama lengso duhu.
Demikianlah artikel wacana ciri dan keunikan pakaian sopan santun provinsi Maluku Utara kali ini, supaya berguna dan salam METIF .
Advertisement

Iklan Sidebar