'/> Tari Tradisional Khas Provinsi Jawa Timur -Tari Reog Ponorogo -->

Info Populer 2022

Tari Tradisional Khas Provinsi Jawa Timur -Tari Reog Ponorogo

Tari Tradisional Khas Provinsi Jawa Timur -Tari Reog Ponorogo
Tari Tradisional Khas Provinsi Jawa Timur -Tari Reog Ponorogo
Tari Reog Ponorogo Jawa Timur

METIF -Tari Reog Ponorogo Adalah salah satu tari khas Provinsi Jawa Timur, mirip nama Ponorogo yang disematkan pada nama tari tersebut pertanda bahwa tari khas ini berasal dari tempat Ponorogo Jawa Timur, yang mana pada gerbang Kota Ponorogo di hias dengan dua sosok yaitu Warok dan Gemblak. Tari Reok Ponorogo ini merupakan tarian yang mengandung kekuatan mistis.

Asal-Usul Kesenian Reog Ponorogo

Menurut Sejarahnya kesenian reog ini berawal dari dongeng rakyat yang berkembang di tempat ponorogo tersebut, terdapat lima versi kisah yang berkembang akan tetapi yang paling kondang yaitu dongeng perihal pemberontakan Ki Ageng Kutu. Dalam kisah itu Ki Ageng Kutu yang merupakan seorang abdi kerajaan dimasa Bhre Kertabumi kurun ke-15. Beliau melaksanakan pemberontakan tersebut lantaran kesal dengan sang raja yang korupsi serta terpengaruh berpengaruh dari istri raja majapahit yang berdarah cina, kemudian meninggalkan raja dan selanjutnya mendirikan sebuah akademi bela diri. Akan tetapi ia sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk mengalahkan pasukan kerajaan, kemudian ia menciptakan sebuah pertunjukan Reog yang mana hal tersebut merupakan sebuah sindiran kepada sang raja Kertabumi dan kerajaannya.

Saat pertunjukan Reog Ponorogo, penampilan menggunakan topeng singa yang disebut "Singa barong",si raja hutan, yang merupakan simbol untuk Kertabhumi, dan bab atas diatas Singa barong di memperlihatkan bulu-bulu merak dan bentuknya ibarat kipas raksasa yang berarti efek berpengaruh para rekan Cinanya yang sudah mengatur setiap gerak-geriknya, sedangkan Jatilan yaitu merupakan sosok yang diperankan oleh penari gemblak dengan cara menunggangi kuda-kudaan, kesenian Jatilan mengendung simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit, dan yang menjadi perbandingan kekuatan warok, berada dibalik topeng berwarna merah mengandung simbol Ki Ageng Kutu, sendirian menopang topeng singa barong hanya dengan giginya, dan berat singobarong itu sendiri ludang kecepeh dari 50kg.

Ketenaran Reog Ki Ageng Kutu pada risikonya membuat Bhre Kertabhumi resah dan ia mengambil tindakan dan selanjutnya warok menyerang perguruannya, pemberontakan yang berlangsung sangat  cepat diatasi, yang selanjutnya akademi dihentikan melanjutkan pengajaran terhadap warok, akan tetapi pelajar dan siswa-pelajar dan siswa Ki Ageng kutu dengan cara rahasia tetap saja meneruskan perlawanan. Kendati demikian kesenian Reognya Ponorogo ini masih tetap diperbolehkan dipentaskan alasannya yaitu kesenian tersebut telah menjadi pertunjukan yang sangat terkenal di masyarakat, terdapat pembaharuan terhadap alur ceritanya, yang mana dimasukkan abjad yang diangkat dari dongeng rakyat Ponorogo diantaranya adalah Kelono Sewandono, Sri Genthayu, dan Dewi Songgolangit.

Sedangkan Reog Ponorogo untuk versi resmi nya yaitu menggunakan alur dongeng perihal Raja Ponorogo yang mempunyai niat meminang putri Kediri Dewi Ragil Kuning, akan tetapi dikala di perjalanan dia dihadang oleh Raja Singabarong yang berasal dari Kediri, masa itu pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedang Kerajaan Ponorogo Raja Kelono bersama Wakilnya Bujang Anom, pengawalnya adalah warok (para laki-laki berpakaian hitam), warok dipercaya mempunyai ilmu hitam yang sangat mematikan, dan seluruh tariannya yang ditampilkan merupakan tarian perang melawan Kerajaan Kediri, antara keduanya saling mengadu ilmu hitam, dan dikala pementasan para penarinya dalam keadaan kerasukan.

Pementasan Seni Tari Reog Ponorogo
Kini tari Tari Reog Ponorogo sering ditampilkan sebagai hiburan masyarakat, pementasannya dikala memperingati hari besar Nasional, maupun dikala di undang menjadi hiburan dikala berlangsungnya program pesta masyarakat mirip program ijab kabul maupun khitanan, untuk tari pembukaanya biasanya di bawakan oleh 2 hingga 3 penari.

Tarian Reog Ponorogo Untuk Pembuka
Sebagai tari pertama biasanya dibawakan oleh 6 hingga 8 penari laki-laki tidak ada yang kurang dengan pakaian serba hitam-hitam, pada bab wajah di poles berwarna merah, dan para penari tersebut menggambarkan sosok singa pemberani.
Dan ada pula tarian yang dibawakan oleh 6 hingga 8 gadis yang tengah menunggang kuda, namun pada kesenian reog tradisionil, penari ini biasanya dimainkan oleh kaum laki-laki yang menggunakan kostum wanita, dan Tarian tersebut dimemberikan nama tari jaran kepang atau jathilan.

Tari pembuka yang lain biasanya berupa tarian yang dibawakan oleh bawah umur kecil, dan mereka menari dengan penuh kelucuan, bawah umur lucu itu disebut Bujang Ganong atau Ganongan.

Tarian Reog Inti
Setelah beberapa tari pembuka sudah usai, masuklah ke tarian inti. Tema yang akan di bawakan pada tari inti tergantung kondisi pementasan. Apabila mengisi program pernikahan, yang ditampilkan merupakan adegan yang mempunyai kisah-kisah percintaan, apabila program khitanan, dongeng perihal seorang kesatria atau pendekar.
Adegan yang di tampilkan pada pergelaran seni reog tidak mengikuti skenario tersusun atau yang harus di patuhi. Alur dongeng mengalir sesuai yang diinteraksikan oleh pemain dan dalang, terkadang juga interaksi dengan penonton. Dan pemain yang merasa kelelahan sanggup digantikan dengan pemain lain, yang terpenting dalam kesenian reog ini yaitu memmemberikankan kepuasan kepada penonton yang tengah menyaksikannya.

Sedangkan adegan yang paling terakhir di tampilkan yaitu Adegan singa barong, yang mana penari menggunakan topeng kepala singa dan mahkota terbuat dari bulu merak. Topeng yang berat mencapai 50kg ludang kecepeh ini dibawa oleh penarinya menggunakan gigi. Diperlukan skil yang baik semoga sanggup membawa topeng ini, selain itu  kemampuan yang dimiliki juga diproleh dari latihan spiritual seperti puasa dan juga bersemedi.

Tokoh Seni Reog

Jathil
Jathil yaitu kelompok pasukan berkuda dan ini tidak pernah ketinggalan dikala menampilkan seni Reog.

Warok Ponorogo
"Warok" dari kata wewarah yang berarti seorang yang mempunyai impian yang suci, serta memmemberikankan saran tanpa pamrih.

Barongan Dadak merak
Barongan (Dadak merak) merupakan properti tari yang tidak pernah ketinggalan pada kesenian Reog Ponorogo. Adapun beberapa bab nya adalah; terbuat dari kerangka kayu, Kepala Harimau (caplokan),  bambu, rotan yang ditutup menggunakan kulit Harimau Gembong, dadak merak, kerangkanya dijalin menggunakan bambu dan rotan dijadikan sebagai tempat menyusun bulu-bulu merak dan bentuknya mirip seujung merak yang tengah berbagi bulunya dan juga menggigit untaian ornamen manik - manik (tasbih). Krakap yang terbuat dari materi kain beludru berwarna hitam tidak ada yang kurang dengan sulaman monte, yang merupakan goresan pena group reog. Panjang Dadak merak mencapai 2,25 meter, dan lebarnya mencapai sekitar 2,30 meter, beratnya ludang kecepeh dari 50kg.

Klono Sewandono
Raja Kelono atau Klono Sewandono adalah sosok raja yang sakti mandraguna dan juga mempunyai pusaka andal dan luar biasaan berjulukan Cemeti yang disebut Kyai Pecut Samandiman, Cemeti itu selalu dibawa kemana saja sang Raja pergi.

Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong atau Patih Pujangga Anom merupakan tokoh yang sangat enerjik, humoris sekaligus mempunyai kesangat menguasaian seni bela diri, bujang ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cerdik ,cekatan, berkemauan keras dan sakti.

Nah itulah tadi artikel tentang Tari Reog Ponorogo Khas Provinsi Jawa Timur kali ini,  semoga memberi manfaat bagi kita tiruana sekian dan salam METIF-Media Edukatif.
Advertisement

Iklan Sidebar